jump to navigation

Pujian Membawa Petaka December 26, 2010

Posted by merenung in Simple, Umum.
Tags: ,
trackback

Entah sudah berapa kali Tukul Arwana berucap kata serupa “pujian membawa petaka”. Mungkin itu sebabnya dia membuat jelek mukanya yang sudah pas-pasan dengan mencibir-cibir atau melipat bibir atasnya sehingga giginya terlihat menonjol, agar tidak dipuji bahwa dia cakep. Takut sekali sepertinya Tukul dengan pujian.

Terjadi lagi malam ini, puja-puji kepada Timnas yang sudah berkali-kali masuk final AFF, entah kenapa kali ini seperti mabuk kepayang. Lelah fisik, gamang phsikis dan percaya diri yang agak terlalu tinggi menjadikan Timnas menjadi bulan-bulanan di Bukit Jalil Malaysia. Alih-alih bermain ngotot layaknya tak ada kesempatan lain, Timnas justru kebingungan dan bermain dibawah performa. Gonzales hampir tidak pernah menyepak bola dengan keras, Markus yang kali ini tidak blunder-blunder amat tidak kuasa menepis sepakan demi sepakan pemain Malaysia yang berjuang ngotot.

Nasi sudah menjadi bubur, namun harapan belumlah benar-benar pupus. Mudah-mudahan Timnas kita pulang ke Indonesia dan bersiap untuk leg 2 di GBK, partai hidup mati. Tidak usah makan-makan dulu, hindari acara-acara yang kurang perlu, kalo mau dzikir atau wirid, sendiri-sendiri aja di kamar. Satukan tekad untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.

Semoga kekalahan ini memuliakan kita karena mengingatkan dari pada kemenangan yang kita impikan merendahkan kita karena memabukkan.

 

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment